Desa Muslim Rohingya kembali Dibakar oleh Ekstrimis Budha Myanmar
![]() |
Kekerasan berdasarkan kebencian terhadap Ras dan Agama memicu penghapusan etnis Rohingya di Myanmar |
Historiku, Myanmar - Dilaporkan oleh AlJazeera, Human Right Watch (HRW) mengatakan pada Sabtu (12/11/2016), bahwa 3 desa Muslim Rohingya di Myanmar telah dibumihanguskan. Hal ini terdeteksi dari foto satelit. Menurut HRW, lebih dari 400 bangunan telah dihancurkan di provinsi Rakhine tersebut.
"Gambar satelit terbaru tidak hanya mengkonfirmasi kerusakan luas desa Rohingya tetapi menunjukkan bahwa itu bahkan lebih besar dari yang awalnya kami pikirkan," ujar Brad Adams, direktur HRW untuk Asia.
![]() |
Gambar satelit dan peta desa yang dibumihanguskan ekstrimis budha dibantu pihak aparat Myanmar |
Laporan tersebut menyatakan bahwa 3 desa yang telah dibakar adalah: Pyaung Pyit, Kyet Yoe Pyin, dan Wa Peik.
Ketegangan meningkat antara pihak aparat dan minoritas muslim Rohingya, setelah diduga pihak pemerintah Myanmar mempersenjatai ekstrimis budha di Rakhine untuk kembali memperbarui konflik.
Pejuang Muslim Rohingya melakukan perlawanan setelah menyaksikan pembataian yang tak berujung pada komunitas minoritas tersebut. Dilaporkan 9 polisi penjaga perbatasan tewas di sepanjang perbatasan barat-laut dengan Negara Bangladesh. Kejadian itu membuat ribuan pasukan Militer Myanmar diturunkan ke Maungdaw pada Oktober 2016 yang lalu.
Ketegangan tersebut menyebabkan sekitar 3000 warga non-muslim di Mangdaw mengungsi ke kota dan dilaporkan puluhan pejuang Rohingya meninggal dalam pertempuran tersebut.
Sebagian besar warga yang tinggal di 3 desa tersebut adalah muslim Rohingya, minoritas yang dianggap pemerintah Myanmar sebagai imigran illegal dari Bangladesh dan tidak memiliki kewarganegaraan manapun di dunia, meskipun semua mereka telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi.
Historiku: "Ini adalah potret diskriminasi dan penghapusan pada ras dan agama tertentu (etnic cleansing) yang sangat jelas. Namun sayangnya tidak ada badan internasional yang turun langsung menekan atau menghukum pemerintah Myanmar seperti apa yang telah dilakukan Amerika pada Iraq saat dipimpin Saddam Husein. Semua badan Internasional hanya mampu mengeluarkan kata-kata dan pernyataan, tanpa tindakan nyata untuk menghentikan kezaliman ini."
Tidak ada komentar: